Translate

Kamis, 11 Juni 2015

BIOPSIKOLOGI




BIOPSIKOLOGI

A.    Sejarah Asal Usul
Neuroscience kognitif adalah pandangan bahwa fungsi-fungsi kognitif khusus sesuai dengan daerah otak tertentu. Pandangan ini muncul dari berbagai teori. Gerakan phrenologist gagal untuk menyediakan dasar ilmiah bagi teori mereka dan telah ditolak.Namun, asumsi utama phrenologist masih berlaku bahwa daerah otak tertentu berhubungan dengan fungsi tertentu, walaupun pada saat ini pengukuran tengkorak dilakukan secara electrophysiologically dan apa yang diukur lebih berkaitan dengan otak dari tengkorak.



B.     Phrenology
Akar ilmu saraf kognitif pertama terletak pada phrenology, yang merupakan pendekatan ilmu yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan dengan melihat bentuk kepala.

C.     Kelahiran Ilmu Kognitif
Pada tanggal 11 September 1956, sebuah pertemuan kognitif skala besar terjadi di Massachusetts Institute of Technology. George Miller menyajikan “The Magical Nomor Tujuh, Plus atau Minus Dua" sementara Noam Chomsky dan Newell & Simon mempresentasikan temuan mereka pada ilmu computer.

D.    Cognitive neuroscience
Neuroscience tidak didirikan sebagai suatu kesatuan disiplin sampai tahun (1971). Baru pada akhir abad ke-20 sangat berkembang teknologi baru yang saat ini menjadi arus utama metodologi ilmu saraf kognitif, termasuk TMS (1985) dan fMRI (1991). Sebelumnya metode yang digunakan didalam ilmu saraf kognitif termasuk EEG (EEG manusia 1920) dan MEG (1968). Kadang-kadang ahli saraf kognitif otak menggunakan metode pencitraan lain seperti PET dan spect .Pada beberapa hewan rekaman Single-unit dapat digunakan.Metode lain seperti microneurography, EMG wajah, dan pelacakan mata. Integratif neuroscience upaya untuk mengkonsolidasikan data dalam database, dan bentuk model deskriptif terpadu dari berbagai bidang dan skala: biologi, psikologi, anatomi, dan praktek klinis.

E.     Hubungan Ke Bidang Psikologi Lain
Tidak seperti cabang lain dari psikologi, Biopsikologi ditandai dengan pendekatan dan bukan masalah subjeknya.Sebagian cabang lain psikologi fokus pada fenomena psikologis tertentu.Misalnya psikologi klinis, didedikasikan untuk penelitian penyakit mental, dan studi psikologi social perilaku manusia dalam situasi social.

F.      Pengembangan di Lapangan
Pada tahun 1949, tahun bahwa Organisasi Perilaku diterbitkan, beberapa ilmuwan mempelajari proses biologi psikologis, dan akademisi jarang menggunakan istilah Biopsikologi.Selain itu, beberapa universitas menawarkan program yang secara tegas terfokus pada proses biologi psikologis, dan hanya dua atau tiga jurnal khusus dalam penerbitan penelitian biopsychological.

G.    Cara Penelitian
Untuk dapat menyelidiki dasar biologis dan proses mental perilaku, Biopsychologists harus berada dalam posisi untuk menemukan cara-cara untuk mengamati dan mencatat kegiatan internal otak dan tubuh Metode Penelitian dari Biopsikologi datang ke dalam dua kategori umum:
a.       Metode memanipulasi dan mengukur perilaku, dan
b.      Metode memanipulasi dan pengukuran faktor biologi.

Selanjutnya, metode biologi, termasuk metode lesi, metode stimulasi, rekaman metode, imaging metode, dan teknik rekayasa genetik akan diberitahu tentang.



Sumber:
Meha, Nehru. (2014). BAHAN AJAR, Orientasi Baru Dalam Psikilogi Pendidikan. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
 

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD 
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd

KERAGAMAN INDIVIDU




KERAGAMAN INDIVIDU

A.    Perbesaan Individu
Anak-anak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Beberapa diantara perbedaan tersebut masih berada pada taraf normal, sehingga tidak memerlukan kebijakan khusus. Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat.

B.     Labeling
Sebuah label tidak menunjukkan metode mana yang digunakan untuk individu-individu siswa. Sebagai contoh, hanya sedikit “perlakuan” spesifik yang secara otomatis mengikuti “diagnosis” disabilitas intelektual; ada banyak macam strategi dan materi pengajaran yang appropriate. Labih lanjut, label dapat menjadi self-fulfilling prophecy. Setiap orang (guru, orang tua, teman sekelas bahkan siswa) mungkin melihat sebual label sebagai stigma yang tidak dapat diubah.

C.     Hakekat Perbedaan Individu
Salah satu keberanian utama seorang guru adalah menghadapi tugas besar dalam melayani perbedaan diantara siswa di dalam kelas. Perbedaan-perbedaan tersebut dalam hal:
1.      Perbedaan inteligensi (kecerdasan)
2.      Perbedaan Gaya Pembelajaran
3.      Perbedaan Kepribadian dan Temperamen

D.    Dampak Perberbedaan Terhadap Pembelajaran
1.      Dampak Perbedaan Budaya
Budaya sangat mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran. Banyak aspek budaya mempunyai andil bagi identitas dan konsep diri pelajar dan mempengaruhi keyakinan dan nilai, sikap dan harapan, hubungan sosial, penggunaan bahasa dan perilaku lain pelajar.
2.      Dampak Perbedaan Status Sosio-ekonomi
Salah satu hal penting yang membedakan siswa-siswa satu sama lain adalah kelas sosial. Dikota-kota besar dimana hampir setiap orang mempunyai suku dan agama yang sama, anak-anak bankir, dokter, dan guru mempunyai pengasuhan yang berbeda dari pada yang dialami anak-anak kebanyakan buruh tani atau pekerja rumah.
3.      Dampak Perbedaan Suku dan RAS
Faktor penentu utama budaya di mana siswa akan dibesarkan adalah asal-usul etnis mereka. Kelompok etnis adalah kelompok yang menjadi tempat orang-orang mempunyai identitas bersama, biasanya karena tempat asal yang sama, agama, dan ras.
4.      Dampak Perbedaan Jender
Banyak perbedaan yang didukung antara pria dan wanita jelas terkait dengan perbedaan dalam sosialisasi dini, ketika anak-anak mempelajari perilaku peran jenis kelamin yang dianggap sebagai sesuatu yang tepat.
5.      Dampak Perbedaan Bahasa dan Program Dwibahasa
Siswa yang memiliki kemahiran bahasa inggris terbatas menyodorkan dilema bagi sistem pendidikan. Jelas, orang-orang yang memiliki kemahiran terbatas dalam bahasa inggris perlu belajar bahasa inggris untuk berfungsi dengan efektif dalam masyarakat.
6.      Dampak Perbedaaan Lingkungan Keluarga
Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat.

E.     Pendidikan Multikultural
Banks (1993 dalam Slavin, 2008) mendefinisikan pendidikan multicultural sebagai sesuai yang meliputi seluruh kebijakan dan praktek yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan hasil pendidikan bukan hanya dari siswa berlatar belakang etnis, kelas soaial dan agam yang berbeda, melainkan juga bagi siswa dari jender yang berbeda dan pengecualian (misalnya anak-anak yang mempunyai keterbelakangan jiwa, kehilangan pendengaran, atau kehilangan penglihatan atau yang berbakat). Menurut Banks ada 5 dimensi utama pendidikan multicultural, antara lain:
1.      Integrasi isi.
2.      Konstruksi Pengetahuan
3.      Pengurangan Prasangka
4.      Pedagogi Keadilan
5.      Budaya sekolah yang memberdayakan

F.      Menghadapai Perbedaan Individu di dalam Kelas
Terdapat bermacam-macam cara untuk menghadapi perbedaan individu terkait dengan kemampuan dasarnya. Bswa dengan kemampuan rata-rata cenderung berorientasi pada buku, pebelajar lambat tidak diharapkan mampu membicarakan semua topik dalam progra reguler, dan pebelajar cepat cenderung memerlukan pendalaman materi dan pengayaan dalam pemecahan masalah. Pebelajaran lambat dalam tingkat penyelidikan memerlukan bantuan benda-benda konkrit, sementra pebelajar cepat memerlukan penguasaan. Terdapat dua keuntungan memiliki siswa yang memiliki perbedaan tingkat kedewasaan dan kemampuan operasi. Pertama, program relative mudah untuk dikelola. Semua siswa memulai setiap unit secara bersama-sama dalam sebuah kelompok. Kedua, efektif dalam pemberian tugas dan pengelolaannya


Sumber:
Meha, Nehru. (2014). BAHAN AJAR, Orientasi Baru Dalam Psikilogi Pendidikan. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
 

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD 
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd