Translate

Kamis, 11 Juni 2015

KERAGAMAN INDIVIDU




KERAGAMAN INDIVIDU

A.    Perbesaan Individu
Anak-anak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Beberapa diantara perbedaan tersebut masih berada pada taraf normal, sehingga tidak memerlukan kebijakan khusus. Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat.

B.     Labeling
Sebuah label tidak menunjukkan metode mana yang digunakan untuk individu-individu siswa. Sebagai contoh, hanya sedikit “perlakuan” spesifik yang secara otomatis mengikuti “diagnosis” disabilitas intelektual; ada banyak macam strategi dan materi pengajaran yang appropriate. Labih lanjut, label dapat menjadi self-fulfilling prophecy. Setiap orang (guru, orang tua, teman sekelas bahkan siswa) mungkin melihat sebual label sebagai stigma yang tidak dapat diubah.

C.     Hakekat Perbedaan Individu
Salah satu keberanian utama seorang guru adalah menghadapi tugas besar dalam melayani perbedaan diantara siswa di dalam kelas. Perbedaan-perbedaan tersebut dalam hal:
1.      Perbedaan inteligensi (kecerdasan)
2.      Perbedaan Gaya Pembelajaran
3.      Perbedaan Kepribadian dan Temperamen

D.    Dampak Perberbedaan Terhadap Pembelajaran
1.      Dampak Perbedaan Budaya
Budaya sangat mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran. Banyak aspek budaya mempunyai andil bagi identitas dan konsep diri pelajar dan mempengaruhi keyakinan dan nilai, sikap dan harapan, hubungan sosial, penggunaan bahasa dan perilaku lain pelajar.
2.      Dampak Perbedaan Status Sosio-ekonomi
Salah satu hal penting yang membedakan siswa-siswa satu sama lain adalah kelas sosial. Dikota-kota besar dimana hampir setiap orang mempunyai suku dan agama yang sama, anak-anak bankir, dokter, dan guru mempunyai pengasuhan yang berbeda dari pada yang dialami anak-anak kebanyakan buruh tani atau pekerja rumah.
3.      Dampak Perbedaan Suku dan RAS
Faktor penentu utama budaya di mana siswa akan dibesarkan adalah asal-usul etnis mereka. Kelompok etnis adalah kelompok yang menjadi tempat orang-orang mempunyai identitas bersama, biasanya karena tempat asal yang sama, agama, dan ras.
4.      Dampak Perbedaan Jender
Banyak perbedaan yang didukung antara pria dan wanita jelas terkait dengan perbedaan dalam sosialisasi dini, ketika anak-anak mempelajari perilaku peran jenis kelamin yang dianggap sebagai sesuatu yang tepat.
5.      Dampak Perbedaan Bahasa dan Program Dwibahasa
Siswa yang memiliki kemahiran bahasa inggris terbatas menyodorkan dilema bagi sistem pendidikan. Jelas, orang-orang yang memiliki kemahiran terbatas dalam bahasa inggris perlu belajar bahasa inggris untuk berfungsi dengan efektif dalam masyarakat.
6.      Dampak Perbedaaan Lingkungan Keluarga
Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat.

E.     Pendidikan Multikultural
Banks (1993 dalam Slavin, 2008) mendefinisikan pendidikan multicultural sebagai sesuai yang meliputi seluruh kebijakan dan praktek yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan hasil pendidikan bukan hanya dari siswa berlatar belakang etnis, kelas soaial dan agam yang berbeda, melainkan juga bagi siswa dari jender yang berbeda dan pengecualian (misalnya anak-anak yang mempunyai keterbelakangan jiwa, kehilangan pendengaran, atau kehilangan penglihatan atau yang berbakat). Menurut Banks ada 5 dimensi utama pendidikan multicultural, antara lain:
1.      Integrasi isi.
2.      Konstruksi Pengetahuan
3.      Pengurangan Prasangka
4.      Pedagogi Keadilan
5.      Budaya sekolah yang memberdayakan

F.      Menghadapai Perbedaan Individu di dalam Kelas
Terdapat bermacam-macam cara untuk menghadapi perbedaan individu terkait dengan kemampuan dasarnya. Bswa dengan kemampuan rata-rata cenderung berorientasi pada buku, pebelajar lambat tidak diharapkan mampu membicarakan semua topik dalam progra reguler, dan pebelajar cepat cenderung memerlukan pendalaman materi dan pengayaan dalam pemecahan masalah. Pebelajaran lambat dalam tingkat penyelidikan memerlukan bantuan benda-benda konkrit, sementra pebelajar cepat memerlukan penguasaan. Terdapat dua keuntungan memiliki siswa yang memiliki perbedaan tingkat kedewasaan dan kemampuan operasi. Pertama, program relative mudah untuk dikelola. Semua siswa memulai setiap unit secara bersama-sama dalam sebuah kelompok. Kedua, efektif dalam pemberian tugas dan pengelolaannya


Sumber:
Meha, Nehru. (2014). BAHAN AJAR, Orientasi Baru Dalam Psikilogi Pendidikan. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
 

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD 
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar