Translate

Kamis, 11 Juni 2015

MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM



MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM

Dalam bab 1 telah diungkapkan empat aliran pendidikan yaitu Pendidikan Klasik, Pribadi, Teknologi, dan Interaksionis. Empat aliran tersebut bertolak dari asumsi yang berbea dan mempunyai pandangan yang berbeda pula tentang kedudukan dan peran pendidik, peserta didik, isi, maupun proses pendidikan.

A.    Kurikulum Subjek Akademis
Model konsep kurikulum ini adalah model tertua, sejak sekolah yang yang pertama kali berdiri. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu. Sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli, masing-masing telah mengembangkan ilmu secara sistematis, logis, dan solid. 

11. Ciri-ciri Kurikulum Subjektif Akademis
Kurikulum subjektif akademis mempunyai beberapa ciri berkenan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjektif akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih apra siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Metode kurikulum subjektif akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri.
Evaluasi kurikulum subjektif akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Ada beberapa pola organisasi isi kurikulum subjektif akademis yang terpenting di antaranya:
a.       Correlated Curriculum
b.      Unified atau Concentrated Curriculum
c.       Integrated Curriculum
d.      Problem Solving Curriculum

22. Pemilihan Disiplin Ilmu
Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjektif akademis adalah bagai mana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada.

33. Penyususnan Mata Pelajaran dengan Perkembangan Anak
Para pengembang kurikulum subjektif akademis, lebih mengutamakan penyususnan bahan secara logis dan sistematis daripada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak.


B.     Kurikulum Humanistik
11. Konsep Dasar
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga sege social dan afektif (emosional, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespon secara utuh terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.

22. Kurikulum Konfluen
Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen, yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, dan nilai) dengan segi-segi kognitif (kemampuan intelektual). Pendidikan konfluen kurang menekankan pengetahuan yang mengandung segi afektif.

33. Beberapa Ciri Kurikulum Konfluen
Kurikulum konfluen memiliki beberapa ciri utama yaitu:
a.       Partisipasi. Kurikulum ini menekankan partisipasi pada murid dalam belajar.
b.      Integrasi. Dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi interaksi, interpenetrasi, dan itergrasi dari pemikiran.
c.       Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
d.      Pribadi anak. Pendidikan ini memberikan tempat utama pada pribadi anak.
e.       Tujuan. Pendidkan ini bertujuan membangun pribadi yang utuh.

44. Metode-metode Belajar Konfluen
Para pengembang kurikulum konfluen telah menyusun kurikulum untuk berbagi bidang pembelajaran. Pengajaran konfluen telah disusun dalam bentuk rencana-rencara pelajaran, unit-unit pelajaran yang telah diujicobakan.

5. Karakteristik Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih mengutamakan daripada hasil. Sasaran mereka adalah perkembangan anak supaya lebih menjadi manusia yang terbuka, lebih berdiri sendiri. Kegiatan belajar yang lebih baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para siswa memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat menggembirakan potensi-potensi yang dimilikinya.

C.     Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekontruksi social berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapi pada masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan internasional.
11. Diasain Kurikulum Rekontruksi Sosial
Ada beberapa ciri dari disain rekontruksi social:
a.       Asumsi
b.      Masalah-masalah social yang mendesak
c.       Pola-pola organisasi
22. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum rekontruksi social memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda. Terutama tiga poin yaitu:
a.       Tujuan dan isi kurikulum
b.      Metode
c.       Evaluasi

33. Pelaksanaan Pengajaran Rekontruksi Sosial
Pengajaran rekontruksi social banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Para ahli kurukulum yang berorentasi ke masa depan menyarankan agar isi kurikulum difokuskan pada: penggalian sumber-sumber alam dan bukan alam, populasi, kesejahtraan masyarakat, masalah air, akibat pertambahan penduduk, ketidakseragaman pemanfaatan sumber-sumber alam, dan lain-lain. Pandangan rekontruksi social berkembang karena keyakinannya pada kemampuan manusia untuk membangun dunia yang lebih baik.

D.    Teknologi dan Kurikulum
Penerapan teknologi dalam pembelajaran terutama kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak dan perangkat keras. Penerapan teknoilogi prangkat lunak dikenal sebagai teknologi system, sedangkan prangkat keras dikenal sebagai teknologi alat.
11. Beberapa Ciri Kurikulum Teknologis
Kurikulum yang dikembangkan dari knsep teknologi pendidikan, memiliki beberapa ciri khusus, yaitu: Tujuan, Metode, Penegasan Tujuan, Pelaksanaan Pengajaran, Pengetahuan Tentang Hasil, Organisasi Bahan Ajar, dan Evaluasi.

22. Pengembangan Kurikulum
Inti dari pengembangan kurikulum tknologis adalah peranan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tapi bersatu dengan program pembelajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.


Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar