Translate

Jumat, 22 Mei 2015

TEORI KURIKULUM

TEORI KURIKULUM

A.    Apakah Teori Itu?
Teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkauan hal. Ketidaksepakatannya terletak pada karakteristik pernyataan tersebut.
Secara hokum istilah tersebutsering diartikan sebagai berikut. Fakta adalah suatu fenomena yang diketahui melelui pengamatan. Definisi merupakan arti dalam bentuk pernyataan formal. Proposisi merupakan suatu pernyataan formal yang memperkuat atau menolak keadaan suatu hal tentang suatu subyek. Hipotesis terbentuk oleh suatu proposisi atau lebih untuk menjelaskan suatu set kejadian. Generalisasi adalah suatu proposisi yang memperkuat atau menegaskan kedudukan suatu anggota atau beberapa anggota kelas. Aksioma atau postulat adalah suatu proposisi yang diterima sebagai suatu kebenaran. Toeram adalah suatu proposisi yang berasal dari pemikiran atau diturunkan dari aksioma. Hokum adalah suatu proposisi yang sudah bersifat tetap.

1.      Apakah fungsi teori?
Ada tiga fungsi teori yang telah disepakati oleh para ilmuan yaitu; (1) mendeskripsikan, (2) menjelaskan, (3) memprediksi. Para ahli terus mencari dan menemukan hokum-hukum baru dan hubungan-hubungan baru di antara hokum-hukum tersebut.
Proses pembentukan suatu teori atau bagaimana proses berteori berlangsung, melalui beberapa langkah.
a.       Pendefisisan istilah merupakan hal yang sangat penting dalam berteori, terutama berkenaan dengan kejelasan atai ketepatan penggunaan istilah yang telah didefinisikan.
b.      Klasifikasi yaitu pengelompokan informasi-informasi yang releven dengan katagori yang sejenis.
c.       Mengadakan induksi dan deduksi.
d.      Informasi, prediksi, dan penilitian.
e.       Pembentukan model-model.
f.       Pembentukan subteori.

B.     Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (appliedmscience) yaitu terapan dari ilmu adatau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanistis. Teori-teori pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis.
Filsafat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Teori pendidikan selalu menyangkut tentang teori nilai, etika, yang kedudukannya merupakan bahasan dari bidang filsafat. Beberapa aliran filsafat pendidikan menggambarkan kedudukannay, juga sebagai teori pendidikan, seperti dalam filsafat pendidikan realism. Teori hasil belajar sesuai dengan namanya mengutamakan hasil belajar, sedangkan teori proses belajar mengutamakan proses belajar.
Teori pendidikan bukan saja berkembang melalui pemikiran-pemikiran filosofis atau teori preskriptif, juga dikembangkan melalui pengkajian-pengkajian ilmiah. Pengembangan teori pendidikan menjadi semakin besar dan pesat dengan berkembangnya sub-subteori pendidikan, yaitu bimbingan dan konseling, kurikulum, penyuluhan, pengajaran, evaluasi, dan administrasi pendidikan.
Pengembangan teori pendidikan menjadi semakin besar dan pesat dengan berkembangnya sub-subteori pendidikan, yaitu bimbingan dan konseling, kurikulum, penyuluhan, pengajaran, evaluasi, dan administrasi pendidikan.

C.     Teori Kurikulum
Telah diuraikan sebelumnya bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain. Prangkat pernyataan tersebut dirumuskan dalam bentuk definisi deskriftip atau fungsional, suatu kontruksi fungsional, asumsi-asumsi, hipotesis, generalisasi, hukum, atau teorem-teorem.

1.      Konsep Kurikulum
Konsep pertama, Kurikulum sebagai suatu substasi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Konsep kedua, Kurikulum sebagai suatu system, yaitu system kurikulum.
Konsep ketiga, Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum yang merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.

2.      Pengembangan Teori Kurikulum
Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Perkembangan kurikulum telaha dimulai pada tahun 1890 M dengan tulisan Charles dan McMurry, tap secara definitif berawal dari hasil karya Franklin Babbit tahun 1018 M.
Semua rumusan teori kurikulum diawali dengan definisi. Definisi di sini bukan sekedar definisi istilah, melainkan definisi knsep, isi dan ruang lingkup, serta struktur.

a.       Sumber Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah mempersiapkan anak bagi kehidupan orang dewasa, isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan irang dewasa.
Dalam pendidikan atau pengajaran, yang benara adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-potensi Yang telah ada pada anak.

b.      Disain dan Rekayasa Kurikulum
Disain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan dikikuti siswa pada berbagi tahap pengembangan pendidikan. Dalam disain kurikulum akan tergambar unsur-unsur kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip perorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Ada dua hal yang harus ditambah didalam diasain kurikulum. Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan kurikulum bersasarkan masukan dari pengalaman. Kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk disainnya maupun system pelaksanaannya.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan kurikulum di sekolah, upaya yang perlu dilakukan pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. Pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas para pengawas/pendidik dan kepala sekolah, sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat.

Sumber:
              Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. PENGEMBANGAN KURIKULUM, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai

Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar