TEORI KURIKULUM
A.
Apakah Teori
Itu?
Teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan
serangkauan hal. Ketidaksepakatannya terletak pada karakteristik pernyataan
tersebut.
Secara hokum istilah tersebutsering diartikan
sebagai berikut. Fakta adalah suatu fenomena yang diketahui melelui pengamatan.
Definisi merupakan arti dalam bentuk pernyataan formal. Proposisi merupakan
suatu pernyataan formal yang memperkuat atau menolak keadaan suatu hal tentang
suatu subyek. Hipotesis terbentuk oleh suatu proposisi atau lebih untuk
menjelaskan suatu set kejadian. Generalisasi adalah suatu proposisi yang
memperkuat atau menegaskan kedudukan suatu anggota atau beberapa anggota kelas.
Aksioma atau postulat adalah suatu proposisi yang diterima sebagai suatu
kebenaran. Toeram adalah suatu proposisi yang berasal dari pemikiran atau
diturunkan dari aksioma. Hokum adalah suatu proposisi yang sudah bersifat tetap.
Ada tiga fungsi teori
yang telah disepakati oleh para ilmuan yaitu; (1) mendeskripsikan, (2) menjelaskan, (3) memprediksi. Para ahli
terus mencari dan menemukan hokum-hukum baru dan hubungan-hubungan baru di
antara hokum-hukum tersebut.
Proses pembentukan
suatu teori atau bagaimana proses berteori berlangsung, melalui beberapa
langkah.
a.
Pendefisisan
istilah merupakan hal yang sangat penting dalam berteori, terutama berkenaan
dengan kejelasan atai ketepatan penggunaan istilah yang telah didefinisikan.
b.
Klasifikasi
yaitu pengelompokan informasi-informasi yang releven dengan katagori yang
sejenis.
c.
Mengadakan
induksi dan deduksi.
d.
Informasi,
prediksi, dan penilitian.
e.
Pembentukan
model-model.
f.
Pembentukan
subteori.
B.
Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (appliedmscience) yaitu terapan dari
ilmu adatau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan
humanistis. Teori-teori pendidikan yang ada lebih menggambarkan pandangan
filosofis.
Filsafat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
teori pendidikan. Teori pendidikan selalu menyangkut tentang teori nilai,
etika, yang kedudukannya merupakan bahasan dari bidang filsafat. Beberapa
aliran filsafat pendidikan menggambarkan kedudukannay, juga sebagai teori
pendidikan, seperti dalam filsafat pendidikan realism. Teori hasil belajar
sesuai dengan namanya mengutamakan hasil belajar, sedangkan teori proses
belajar mengutamakan proses belajar.
Teori pendidikan bukan saja berkembang melalui
pemikiran-pemikiran filosofis atau teori preskriptif, juga dikembangkan melalui
pengkajian-pengkajian ilmiah. Pengembangan teori pendidikan menjadi semakin
besar dan pesat dengan berkembangnya sub-subteori pendidikan, yaitu bimbingan
dan konseling, kurikulum, penyuluhan, pengajaran, evaluasi, dan administrasi
pendidikan.
Pengembangan teori pendidikan menjadi semakin besar
dan pesat dengan berkembangnya sub-subteori pendidikan, yaitu bimbingan dan
konseling, kurikulum, penyuluhan, pengajaran, evaluasi, dan administrasi
pendidikan.
C.
Teori Kurikulum
Telah diuraikan sebelumnya bahwa teori merupakan
suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain. Prangkat pernyataan
tersebut dirumuskan dalam bentuk definisi deskriftip atau fungsional, suatu
kontruksi fungsional, asumsi-asumsi, hipotesis, generalisasi, hukum, atau
teorem-teorem.
Konsep
pertama, Kurikulum sebagai
suatu substasi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan
belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang
ingin dicapai.
Konsep
kedua, Kurikulum sebagai
suatu system, yaitu system kurikulum.
Konsep
ketiga, Kurikulum sebagai
suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum yang merupakan bidang kajian
para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Perkembangan teori
kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Perkembangan
kurikulum telaha dimulai pada tahun 1890 M dengan tulisan Charles dan McMurry,
tap secara definitif berawal dari hasil karya Franklin Babbit tahun 1018 M.
Semua rumusan teori
kurikulum diawali dengan definisi. Definisi di sini bukan sekedar definisi
istilah, melainkan definisi knsep, isi dan ruang lingkup, serta struktur.
a.
Sumber Pengembangan
Kurikulum
Pengembangan kurikulum pertama bertolak dari
kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah mempersiapkan anak bagi kehidupan
orang dewasa, isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang
kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan
irang dewasa.
Dalam pendidikan atau pengajaran, yang benara adalah
anak. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan
menumbuhkan potensi-potensi Yang telah ada pada anak.
b.
Disain dan
Rekayasa Kurikulum
Disain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian
tujuan, isi, serta proses belajar yang akan dikikuti siswa pada berbagi tahap
pengembangan pendidikan. Dalam disain kurikulum akan tergambar unsur-unsur
kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip
perorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Ada
dua hal yang harus ditambah didalam diasain kurikulum. Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan
kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan kurikulum bersasarkan
masukan dari pengalaman. Kedua, kurikulum
itu dievaluasi, baik bentuk disainnya maupun system pelaksanaannya.
Rekayasa
kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan kurikulum di sekolah,
upaya yang perlu dilakukan pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi
sebaik-baiknya. Pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas para pengawas/pendidik
dan kepala sekolah, sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat
Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian
Kurikulum di Direktorat.Sumber:
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. PENGEMBANGAN KURIKULUM, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Nilai
Pada Mata Kuliah Pembelajaran PKN di SD
Dosen: Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar